Sabtu, 27 Mei 2017

SERPIHAN HATI

Kau, yang terlalu lama mendekam di kepala dan hati. Serta aku, yang tak sanggup tuk mengusirmu perlahan. Sekarang ku beranikan diri tuk mengusirmu, jauh sejauh-jauhnya. 
Maaf, seharusnya ku lakukan ini sedari dulu. Sedari hatiku tergores luka karenamu.

Apa kau tak lelah, terus-menerus pergi kemudian singgah lalu pergi lagi?. Apalagi itu hatiku, bukan rumahmu tetapi persinggahan kesukaanmu. Yang bisa sesuka hati kau tinggalkan dan kau datangi.
Salahkah aku bila terlalu lelah lalu ingin pergi. Ingin menjadi rumah bagi seorang yang benar-benar menjaga hatiku.
Atau, harus ku tunggu kau hingga kau anggap ku rumahmu?.


Haruskah ku terus berjalan lambat denganmu, ataukah ku harus berlari kencang meninggalkanmu?. Meninggalkan semua yang membuatku lelah menunggu kepastian yang tak kunjung datang.
Haruskah?

RESAH

Rasanya, aku ingin segera mengakhiri setiap kekhawatiranku dengan sebuah senyuman. Memantapkan hatiku bahwa ini hanyalah sebuah rasa samar yang akan segera hilang. Memantapkan hati bahwa kau, yang akan menetap, meski harus kuakui masih berjarak.
Harus ku apakan hatiku ini karenamu, Sayang?.
Di saat ku mulai ingin runtuhkan bentengku perlahan, kau dengan perlahan juga runtuhkan rasaku. Perlahan membuatku hancur dan membangun kembali bentengku. Bukan membencimu, namun mencoba tuk melindungi hatiku yang sudah terlalu rapuh karena sering di permainkan.
Bagiku, menghancurkan benteng lebih sulit. Dalam sekejap aku bisa membangun bentengku setinggi mungkin, melindungi hatiku dari kerapuhan bertahap. Membangun setinggi mungkin hingga tak ada yang sanggup memanjat dan menelusup masuk barang sebentar. Namun denganmu berbeda. Aku seperti bukan aku yang dulu.
Harus ku apakan bentengku karenamu, Sayang?.
Harus ku apakan hatiku jika berurusan denganmu, Sayang?.
Just give me the answer, as soon as possible.

"Terlalu mengharap ataukah menerka, keduanya sama saja membuatku meragu. Bukan lakumu pun hatimu, Aku yang masih menimbang y
ang lalu dan baru."
Ansar Alfansyah, 27 May 2017 
11:02 
Selama ini aku berkawan dengan patah hati. Mematahkan hati setiap di singgahi. Memantapkan hati bahwa setiap singgahan tak lebih dari sekedar menyakitkan. Hanya menawarkan bahagia sesaat, selebihnya asa dan kesakitan yang berkuasa. Hingga ego semakin tinggi dan membuka hati adalah sebuah kesalahan yang tak kan ku ulang.
Hingga singgahmu membutakanku. Memecah segala keraguan, menumbuhkan apa yang mereka katakan bahagia. Jika benar ini bahagia, sanggupkah kau pastikan hatiku tak kan patah kembali?. Ataukah bisa kau pastikan tak kan ada raungan kesakitan saat kau (mungkin) pergi dariku?.


Dingin dan bersekat, seperti perpaduan antara dinginnya malam dan tembok kamarku. Sayangnya, yang terjadi adalah hatiku dan hatimu yang semakin bersekat. Tidak ada lagi percikan rasa yang membuat kita semakin lekat. Tidak ada lagi alasan yang mampu buatku bertekuk lutut kepadamu. Tak ada lagi aku, sebagai tempatmu pulang.
Semuanya menjadi semakin jelas, perlahan hatiku dan hatimu menjadi semakin dingin. Beku. Dan tak ada lagi kehangatan selain sinar matahari pagi yang menyambut kita.
Inikah yang kau inginkan?, hubungan yang semakin tak jelas dan tak terarah. Terputus perlahan dan menyekat hingga sendiri adalah pilihan terbaik(ku).

Setelah kamu, ada beberapa perempuan yang datang. Entah memberi harap atau sekedar mengumbar manisnya kata. Mereka seakan memgerti bahwa kosongnya hati perlu di isi, perlahan dengan manisnya kata dan janji.
Setelah kamu, ada hati yang ingin di isi kembali dengan harapan dan impian bukan kenangan pun rindu yang membabi buta ingin di kembalikan kepadamu.
Setelah kamu, ada seseorang yang sanggup mengisi namun memberi harap lebih ia sukai. Tak sekalipun sesal terucap dari bibirnya. Sekali lagi aku patah.
Setelah kamu, sekarang. Akhirnya aku menemui yang tak hanya memberi harap dan manisnya kata. Aku menemukan seseorang yang benar-benar akan menjagaku. Setelah kamu pergi aku menjadi semakin kuat. Terimakasih, kamu masa laluku.

Sejak kepergianmu kala itu; aku tidak lagi menyukai senja
Sejak kaupalingkan arah menjauhiku; aku tidak lagi menunggu senja
Sejak hatimu memutuskan untuk berhenti terpaut; aku tidak lagi menginginkan senja
Karena ternyata senja sama saja sepertimu, hanya datang sebentar lalu menghilang; menawarkan bahagia sesaat, lalu tenggelam.

Penggantinya malam pekat, aku terjebak. Sudah berputar-putar; tetap gelap. Kapan aku menemukanmu (yang sepertimu) lagi?
Rasanya matahari sudah tak ingin terbit di dunia. Sebentar, sudah berubahkah duniaku?



Aku seharusnya bahagia, ketika mengetahui kau sudah berbahagia dengan lelaki yang kau puja selain aku.
Aku seharusnya rela, hatimu lebih terikat dengan lelaki yang mengikatmu dengan pesonanya.
Aku seharusnya bahagia, karenanya aku lepas dari jeratan kata yang selalu kau berikan padaku.
Aku seharusnya bahagia, ketika kau pergi tanpa sebuah ucap pisah dan memberikan sebuah tamparan kenyataan bahwa kau hanya singgah dan tak ingin menetap.
Aku seharusnya bahagia, tidak denganmu itu bukan matiku. Tidak denganmu adalah sebuah bahagiaku. Namun hatiku kalut, tidak denganmu membuatku gila.
Selamat, kau membuatku gila dengan kepergianmu yang tidak terencana. Kau membuat hatiku patah, sepatah-patahnya hingga bangkit pun aku ragu.
Tidak denganmu, aku menjadi bukan aku yang terseok-seok karena harap.
Tidak denganmu, aku gila.
Tidak denganmu, aku kalut.
Terimakasih untukmu, yang saat ini tetap membuatku gila karena harapmu.



Ini hanyalah serpihan kata yang mengalun dalam rindu, kenangan dan impian yang melebur menjadi satu kesatuan dalam sebuah tulisan.


Rabu, 10 Mei 2017

Pengendalian Hama Dan Penyakit Utama di Pre Nursery

Pada prinsipnya pengendalian hama dan penyakit di Pre Nursery bersifat pencegahan yang dilakukan secara rutin setiap minggu sekali. Hal yang terpenting dalam pengendalian hama dan penyakit di Pre Nursery adalah tidak menggunakan semua Fungisida yang mengandung ikatan Tembaga (coper), Air raksa (mercury) dan Timah (tin).
Pengendalian Hama Dan Penyakit Utama di Pre Nursery

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan tumbuh yang baik terutama mengurangi kelembaban dan menghilangkan sumber infeksi antara lain:
  • Mengurangi pelindung.
  • Membuang bagian bibit yang sakit dengan pisau yang steril.
  • Bibit yang terinfeksi berat dibongkar dan dibakar.
  • Tanah pengisi kantong plastik harus bebas dari Infeksi hama dan penyakit.
  • Bahan pelindung dipilih yang bebas hama dan penyakit. 
  • Menghindarkan penggunaan bambu untuk pagar pembibitan karena akan menjadi sarang tikus.
Tindakan pemberantasan merupakan salah satu tindakan untuk membasmi hama atau penyakit. Jenis Hama yang umum dijumpai antara lain:
Hama yang umum menyerang Bibit Kelapa Sawit yaitu: Kumbang Malam, kutu daun, tengu, ulat api, ulat kantong, belalang, semut, jangkrik, keong dan tikus. Untuk penanggulangan hamadapat dilakukan dengan penyemprotan Insektisida konsentrasi 0,1 % seperti Matador dan Decis. Penggunaan jenis Insektisida dilakukan secara bergantian untuk menghindari kekebalan terhadap satu jenis Insektisida. Misalnya minggu pertama menggunakan jenis Matador untuk minggu kedua menggunakan Decis. Hama semut dikendalikan dengan menaburkan HCH Powder disekeliling bedengan.

Hama Kumbang Malam (Apogonia) berwarna hitam polos, panjangnya 1,2 cm, tidak berbulu, merupakan hama umum di pembibitan kelapa sawit. Kumbang memakan daun dari tepi anak-anak daun, menyerang terutama pada jam-jam awal malam hari. Pada siang hari kumbang bersembunyi 1-2 cm di bawah permukaan tanah. Tingkat populasi kritis 15 kumbang per bibit.

Pengendaliannya dengan mencari di tanah di dalam atau di luar polybag bibit, penaburan insektisida granuler sebanyak 4-5 g/bibit/bulan, atau penyemprotan dengan insektisida pada malam hari. atau dengan menggunakan perangkap waktu malam hari dengan alat penerang misalnya obor atau senter atau membersihkan areal disekitar pembibitan dari sampah dan rerumputan. 

Bibit muda harus dilindungi dari semut, rayap dan jangkrik. Untuk pencegahannya, taburkan tepung deltametrin di sekeliling tanaman. Serangga pemakan daun yang merusak bibit muda dapat dikendalikan dengan penyemprotan 0,8 hingga 1,0 gram carbaryl atau 0,024 gram deltamethrin per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed.

Keong atau siput dikontrol dengan pellet metaldehyde yang ditabur secara acak di sekitar masing masing bed. Serangan Tikus, dikendalikan dengan racun anticoagulant.

Jenis Penyakit yang umum menyerang Pre Nursery:
Penyakit Akar dan Daun yang disebabkan oleh bermacam macam jamur dan cendawan.
Untuk penanggulangannya menggunakan fungisida seperti ZinebManeb dengan konsentrasi 200-300 gr per 100 liter air. 

Dalam pemakaian alat semprot perlu diperhatikan agar alat semprot yang digunakan adalah khusus dan jangan dipakai untuk penggunaan lain. Misalnya alat bekas pemakaian herbisida tidak boleh digunakan untuk alat penyemprotan hama dan penyakit.

Penyakit utama di pre nursery yang sering timbul adalah serangan fungi sebagai akibat kelembaban yang terlalu tinggi. Aerasi yang baik akan mengurangi risiko serangan fungi. Namun, bagaimanapun aplikasi fungisida untuk pencegahan perlu dilakukan dua kali sebulan dengan larutan mancozeb atau chlorothalonil sebanyak 2 gram per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed.

Membuka Naungan
Untuk tujuan aklimatisasi, kecambah perlu mendapat penyinaran matahari penuh, oleh karenanya, setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan total.

Gejala dari setiap jamur penyebab penyakit di bibitan adalah sebagai berikut.

1. Botryodiplodia
Bercak daun dimulai dari ujung daun. Becak-becak kecil dan transparan dan mudah dimonitor dengan penembusan sinar matahari. (Gb 1)
Bahagian tengah dari bercak menjadi kelabu atau coklat gelap kertas dengan banyak titik hitam. mewakili tubuh buah (picnidia) dari jamur tersebut.

2. Culvularia
Mula-mula pathogen ini menyerang daun pupus yang belum membuka atau dua daun yang termuda yang sudah membuka.
Gejala pertama adanya becak bulat kecil, berwarna kuning tembus cahaya, yang dapat dilihat pada kedua sisi permukaan daun. Bercak kecil menjadi membesar tetapi tetap bulat dan warnanya sedikit demi sedikit berubah jadi coklat muda. Pusat becak-becak jadi mengendap. Bahagian becak menjadi coklat tua dikelilingi halo berwarna jingga kekuningan. Dengan infeksi berat daun paling tua akan mengering, menjadi keriting rapuh, namun becak tetap berwarna coklat tua. Penyakit ini dapat menghambat partumbuhan bibit tetapi tidak mematikan bibit. (Gbr 2)

3. Drechslera halodes
Mula-mula timbul pada pupus atau daun pertama yang baru saja membuka, terbentuk becak kecil hijau pucat, lalu menjadi hijau jernih yang dikelilingi halo lebar berwarna hijau kekuningan dan tidak berbatas tegas. (Gb 3) Ditengah bercak dapat dilihat satu titik berwarna coklat. Bercak-bercak ini dapat bersatu dengan bentuk tidak teratur, berwarna hitam kelabu.

4. Helminthosporium
Cendawan ini menunjukkan gejala-gejala yang berbeda. Kadang-kadang menghasilkan bercak kecil, berwarna coklat, tidak disertai dengan klorosis, dan bercak tidak membesar. Bagaimanapun dia dapat juga menyebabkan bercak memanjang.

DAUR PENYAKIT

  • Pathogen penyakit daun terdapat dimana-mana.
  • Infeksi dimulai dari ujung atau tepi daun Penyakit kemudian menyebar dari daun-daun terinfeksi ke daun-daun sehat.
  • Infeksi dapat terjadi dengan pencaran oleh air waktu hujan dan penyiraman bibit.

FAKTOR MEMPENGARUHI PENYAKIT

  • Infeksi akan lebih mudah terjadi jika ada pelukaan pada daun.
  • Daun terserang oleh tungau atau kutu biasanya diikuti oleh infeksi.
  • Penyakit meningkat karena kelembaban tinggi, terlalu banyak penyiraman, naungan yang terlalu berat dan jarak tanam bibit yang terlalu rapat.
  • Kandungan nitrogen tinggi dan kekurangan hara akan mempercepat serangan penyakit.
  • Pembibitan dengan perawatan optimal sangat jarang terserang oleh penyakit.
  • Beberapa faktor yang menyebabkan penyakit
  • Transplanting shock saat di pindahkan dari prapembibitan ke pembibitan utama atau dari pembibitan utama ke lapangan, dapat mengurangi ketahanan bibit, mungkin juga terjadi kerusakan akar.
  • Bibit terlalu lama di prapembibitan juga akan terkena penyakit.
  • Keadaan hara yang tidak seimbang. Kekurangan nitrogen dan magnesium akan mengurangi ketahanan bibit. Bibit yang ditanam ditanah gambut sangat rentan terhadap penyakit ini.
  • Kekurangan air dalam polybag akan menyebabkan bibit lebih rentan terhadap penyakit, khususnya pada waktu kelembaban udara tinggi.
  • Antara bibit-bibit terdapat perbedaan genetic Bibit yang lebih lambat pertumbuhannya akan lebih rentan terhadap penyakit ini.

PENGENDALIAN PENYAKIT

  • Patogen tidak akan menyerang bibitan jika persiapan pembibitan dilaksanakan secara baik.
  • Untuk menghindari pelukaan pada daun oleh serangga seperti tungau dan kutu, maka serangga ini harus dikontrol
  • Jika ada ledakan serangan penyakit di bibitan, harap ikuti rekomendasi di bawah ini:
  • Untuk mengurangi infeksi, semua sumber atau daun-daun yang sudah busuk digunting dan dimusnahkan atau dibakar.
  • Bibit yang terserang berat harus disingkirkan dari pembibitan dan dimusnahkan.
  • Jika bibit-bibit di pre nursery sudah terserang berat, maka bibit-bibit ini harus segera dipindahkan ke pembibitan utrama.
  • Jika penyakit masih terus berkembang, pemberian fungisida harus dilakukan seperti dibawah ini:
  • Kedua fungisida diatas harus dipakai secara bergantian dengan interval 1 minggu yang disemprotkan ke daun selama 4 minggu. Jika serangan pada daun muda atau daun yang belum membuka sudah menurun, maka interval penyemprotan dapat diturunkan menjadi 10 hari sekali.
  • Pemberian fungisida harus dihentikan jika daun tombak atau daun yang baru membuka sudah bebas dari pathogen-patogen.

Jenis Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh  pada tempat yang tidak dikehendaki dan  merugikan tanaman yang diusahakan. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. 

Pengaruh gulma tidak terlihat secara langsung, dan umumnya berjalan lambat. Gulma perkebunan, termasuk perkebunan kelapa sawit, mampu menjadi kompetitor utama dalam memperebutkan unsur hara, air, ruang tumbuh dan cahaya matahari. Beberapa spesies gulma juga dapat memproduksi zat racun yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman utama, dikenal dengan 'alelopati'.

Gulma Berdaun Lebar (broad leaves)
Borreria latifolia (kentangan)


Asystasia intrusa


Chromolaena odorata (krinyuh)
Chromolaena odorata (krinyuh)

Clidemia hirta (harendong)
Clidemia hirta (harendong)

Colocasia sp. (keladi)
Colocasia sp. (keladi)


Crassocephalum crepidoides (sintrong)
Crassocephalum crepidoides (sintrong)

Lantana camana (tembelekan)
Lantana camana (tembelekan)

Melastoma malabathricum (senduduk)
Melastoma malabathricum (senduduk)


Mikania micrantha (Sambung rambat)

Mikania micrantha merupakan gulma tahunan yang tumbuh merambat dengan cepat. Mikania termasuk dalam gulma penting pada kelapa sawit yang dapat tumbuh hingga ketinggian 700 mdpl. Mikania umumnya tumbuh dominan pada areal kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) hingga dapat meimbelit/menutupi 
Mikania juga menghasilkan senyawa alelopati berupa phenol dan flavon. Mudah berkembang biak melalui potongan 
Batang M. micrantha tumbuh menjalar berwarna hijau muda, bercabang dan ditumbuhi rambut-rambut halus. Panjang batang dapat mencapai 3-6m. Pada tiap ruas terdapat dua helai daun yang saling berhadapan, tunas baru dan bunga. 
Helai daun berbentuk segitiga menyerupai hati dengan panjang daun 4-13cm dan lebar daun 2-9cm.  Permukaan daun menyerupai mangkok dengan tepi daun bergerigi. 
Bunga tumbuh berwarna putih, berukuran kecil dengan panjang 4.5-6mm, dan tumbuh dari ketiak daun atau pada ujung tunas. Biji dihasilkan dalam jumlah besar, berwarna coklat kehitaman dengan panjang 2mm. 

Mikania sp.

Mikania sp.


Mimosa invisa (kucingan)
Mimosa pigra

Mimosa pudica (putri malu)
Mimosa pudica (putri malu)

Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu" dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula

Momordica charantia (pare hutan)
Stachytarpeta indica (ekor tikus)
Eupatorium Odoratum (Putihan)

Ageratum conyzoides (Babadotan, Wedusan)

Bandotan (Ageratum conyzoides) adalah sejenis gulma pertanian anggota suku Asteraceae. Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brazil, akan tetapi telah lama masuk dan meliar di wilayah Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan atau babadotan (Sd.); wedusan (Jw.); dus-bedusan (Md.); serta Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau Whiteweed dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang dikeluarkannya menyerupai bau kambing.

Borreria alata (goletrak)


Borreira laevicaulis (rumput kancing ungu)

Phyllanthus niruri (meniran)

Gulma berdaun sempit (grasses):
Axonopus compressus (paitan)
Brachiaria mutica (sukat kelanjang)
Digitaria sp. (genjoran)
Echinochloa colona
Eleusine indica (jejagoan)

Imperata cylindrica (alang-alang)
Imperata cylindrica (alang-alang)

Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan pertanian. Rumput ini juga dikenal dengan nama-nama daerah seperti alalang, halalang.
Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembap atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang senantiasa ternaungi, alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain.

Ottochloa nodosa (bambonan)
Panicum trigonium (parit-paritan)
Paspalum conjugatum (Rumput pahit)

Teki (sedges):
Cyperus rotundus
Teki ladang atau Cyperus rotundus

Teki ladang atau Cyperus rotundus adalah gulma pertanian yang biasa dijumpai di lahan terbuka. Apabila orang menyebut "teki", biasanya yang dimaksud adalah jenis ini, walaupun ada banyak jenis Cyperus lainnya yang berpenampilan mirip.
Teki sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma yang sangat sulit dikendalikan. Ia membentuk umbi (sebenarnya adalah tuber, modifikasi dari batang) dan geragih (stolon) yang mampu mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu menghindar dari kedalaman olah tanah (30 cm). Teki menyebar di seluruh penjuru dunia, tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap genangan, mampu bertahan pada kondisi kekeringan

Cyperus kyllingia

Pakis-pakisan (ferns):
Cyclosorus aridus (pakis kadal)
Dryopterus arida (pakis kadal)

Tips Memilih Areal Untuk Pembibitan Kelapa Sawit

Tujuan Pembibitan Kelapa Sawit adalah untuk menghasilkan bibit kelapa sawit yang berkualitas tinggi yang harus tersedia sesuai dengan kebutuhan tahapan penanaman oleh kebun itu sendiri, ataupun untuk dijual kembali. Pembibitan Adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi semai / bibit dan memeliharanya sampai bibit siap ditanam ke areal / lapangan tujuannya adalah untuk menyiapkan bibit kelapa sawit sesuai standar dan tepat waktu untuk ditanam ke lapangan.
Tips Memilih Areal Untuk Pembibitan Kelapa Sawit

Dalam pemilihan lahan ini perlu diperhatikan beberapa kriteria lahan yang cocok untuk pembibitan, diantaranya adalah 
1. Dekat dengan sumber air tapi tidak banjir
2. Lahan datar atau kemiringannya tidak lebih dari 3°
3. Dekat dari pengawasan dan mudah dikunjungi
4. Tidak jauh dari areal yang akan ditanami
5. Tersedia Top Soil (lapisan atas tanah/humus) dalam jumlah yang cukup untuk pengisian polybag.
6. Aman dari segala gangguan termasuk pohon tinggi di sekitar lokasi pembibitan.

Topography (Kemiringan)
Lokasi untuk pembibitan harus dipilh pada wilayah yang datar dengan kemiringan 0 – 3 derajat, dekat dengan sumber air yang cukup besar  untuk irigasi namun tidak kena banjir atau tergenang.

·   Area
Dalam satu hektar dapat ditempat sebanyak 19.900 polybag besar dengan jarak 0,76 m segi tiga sama sisi. Pola ini dapat dijadikan dasar penghitungan ukuran Pembibitan (nursery) yang akan dibuat. Namun pola tersebut tidak selalu sama, karena dapat juga dibuat dengan kepadatan yang lebih rendah yaitu sebanyak 13.000 polybag besar per hektar dengan jarak 0,91 m segi tiga sama sisi. Pola ini dibuat untuk mencegah persaingan sinar matahari antar bibit serta lebih memudahkan untuk kontrol dan pemupukan.

·   Aksesibilitas dan Jalan di Pembibitan
Jaringan jalan di main nursery dan hubungan satu dengan lainnya harus di rancang dengan seksama dan disesuaikan dengan pola peletakan polybag besar serta type irigasi penyiraman yand hendak digunakan.
Jalan keluar masuk ke main nursery juga harus dibuat cukup lebar agar kendaraan yang membawa material bisa lewat dengan mudah, puncaknya terutama pada periode penanaman ke lapangan.

·   Sumber Air
Kebutuhan air yang cukup jernih (kualitas dan kuantitas) harus dipastikan sebelum lahan pembibitan disiapkan. Sumber air yang terbaik adalah bila ada danau/situ atau sungai di dekat lokasi pembibitan. Namun bila tidak ada, sebaiknya dipersiapkan kolam penampung air yang cukup, kurang lebih berukuran sepetanir 5(P) x 5(L) x 3 (T) untuk kemudian pompa air dengan kapasitas yang memadai  di tempatkan dekat kolam tersebut dan dihubungkan dengan jaringan irigasi penyiraman.  Jumlah kolam dan jumlah pompa air (dengan kapasitas cukup) yang harus dipersiapkan bergantung kepada jumlah bibit dan luas pembibitan.

·   Drainage
Lokasi pembibitan yang dipilih, harus bebas dari banjir yang dapat merusak bibit dan gudang penyimpanan material. Selain daripada itu,  lahan harus dibuat agar tidak mudah tergenang air.

PENYIAPAN LAHAN PEMBIBITAN
Penyiapan lahan pembibitan merupakan langkah awal yang penting agar diperoleh  pertumbuhan bibit yang optimum, kemudahan pemeliharaan bibit, akses kedalam ke masing masing bibit dan untuk menjaga kebersihan lokasi pembibitan.

Empat kegiatan yang terkait dengan penyiapan lahan pembibitan adalah :
1) Rancang Bangun Pembibitan (nursery design
2) Pembersihan lahan (Land clearing
3) Pemagaran (fencing) dan
4) Pemancangan (lining).

1. Nursery Design
Design pembibitan yang baik selalu mempertimbangkan adanya kemudahan akses bagi kendaraan yang keluar masuk lokasi pembibitan guna mengangkut material dan terutama mengangkut bibit yang akan di tanam di lapangan pada saatnya kelak.
Sasaran utama ini ditunjukkan dalam design tata ruang yang menggambarkan semua jaringan jalan serta gang antar blok bibit dan jaringan irigasi

2.  Land Clearing
Setelah batas batas calon lahan pembibitan ditentukan, perataan tanah harus sudah dilaksanakan paling lambat 2 bulan sebelum kecambah datang. Langkah selanjutnya adalah membuat pagar sekeliling lahan pembibitan, mengisi top soil kedalam polybag besar dan memasang jaringan irigasi penyiraman. 

PENENTUAN LUAS BIBITAN:
Umur bibit siap tanam yang optimum adalah 11 s/d 13 bulan. Sedangkan jarak antara polybag pada Main Nursery harus 90 cm, dengan bentuk segitiga sama sisi, sehingga luas 1 Ha bibitan dapat menampung lebih kurang 12.000 bibit.

PERSIAPAN LAHAN DAN PELAKSANAAN PEMBIBITAN :
Lahan bibitan harus sudah dalam kondisi bersih lengkap dengan instalasi air dan jaringan jalan sebelum penanaman kecambah dimulai, dan untuk Perusahaan Besar biasanya pembibitan dilakukan dengan 2 tahapan, dan untuk kebun pribadi lebih sering melakukan satu tahapan saja (untuk hemat cost/biaya).

Sistem Irigasi
Tujuan penerapan sistem irigasi yang tepat adalah untuk memastikan bahwa masing-masing polybag bibit dilapangan memperoleh air yang cukup setiap hari untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal.
Penyiraman bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mist irrigation), dengan demikian air yang digunakan juga harus bermutu baik dan bersih dengan pH air minimum 4.

Ukuran Mesin dan Pompa Air
Kapasitas mesin dan pompa air yang digunakan dengan sistem Mist Irrigation (pengairan berkabut) dan menggunakan Sumizansui sesuai dengan kondisi di lapangan, dan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Luas Plot Bibitan
Ukuran Pompa
Ukuran Mesin
s/d 15 Ha
270 USGM @ 150 FT Head
20 HP @ 1.250 RPM
>15 s/d 25 Ha
540 USGM @ 150 FT Head
35 HP @ 1.300 RPM
Luas areal pembibitan tergantung dengan luas lahan yang rencananya akan  ditanam, jika rencana tanam 750 Ha maka diperlukan areal pembibitan :
a.       Pembibitan Utama : 15 Ha
b.      Pembibitan Awal   :  500 m2

Untuk menghitung  kebutuhan bibit per hektar tanam dilapangan adalah populasi per hektar ditambah 30 %, jika populasi per ha 130 pk maka ditambah 39 lagi untuk persiapan penyisipan nanti.
Sampai saat ini bibit kelapa sawit berasal dari biji yaitu hasil perkawinan buatan dari induk yang terpilih. Secara genetis tiap bibit memiliki pertumbuhan dan produksi yang berbeda,sehingga seleksi bibit mutlak diperlukan.

Di pembibitan sawit akan dijumpai bibit – bibit yang pertumbuhannya tidak normal, baik akibat genetis maupun karena kesalahan kultur teknis. Selanjutnya apabila bibit – bibit tidak normal tersebut ditanam kelapangan , maka akan diperoleh tanaman yang sama sekali tidak berbuah atau berproduksi sangat rendah ( 25 – 30 ) % dari tanaman normal. Pekerjaan membuang bibit – bibit yang tidak normal dipembibitan disebut seleksi bibit (culling).

Pembibitan Awal (Pre Nursery)

Setiap pekebunan besar akan selalu mengupayakan lokasi pembibitannya sedekat mungkin dengan rencana pengembangan perkebunan itu sendiri. Area pembibitan harus bersih dan terbebas dari gulma. Pembersihan area dapat dilakukan manual atau dengan cara kimia menggunakan herbisida.

Kecambah Sehat harus  Bebas Parasit (jamur)
Ketika dalam proses perkecambahan, terindikasi haustarium berkembang dengan cepat (morphologi akar berubah bentuk akibat terkena parasit). Berarti parasit secara bertahap mulai akan menguras nutrisi dari albumen biji dan bila haustarium sudah mengisi seluruh biji, kehidupan biji berakhir.

Hanya kecambah yang sudah lengkap memiliki radicle dan plumule yang siap dan boleh ditanam dalam polybag.
-----------------------------------------------------------------------------------
Pre-Nursery
  • Ukuran Seedling bed  10 x 1,2 m
  • Peletakan polybag  100 x 10
  • Daya tampung kecambah per bed =  1000 kecambah’
  • Ukuran Polybag = 14 cm x 25 cm  x 0,1 cm , dengan 250 lubang
  • Jenis Polybag  black UV stabilized
  • Pengisian Tanah dilakukan 2 minggu sebelum kecambah datang. Tanah yang digunakan harus Top Soil,
  • Pupuk phosphorus (P)  dicampur dengan Tanah sebelum di isi kedalam polybag.
  • Fasilitas Penyiraman harus sudah tersedia, sejak kecambah di tanam pada polybag.
  • kebutuhan air per pokok : 0,1 – 0,3 liter/hari
-------------------------------------------------------------------------------------
1. Persiapan Areal
  • Areal yang sudah di buka (LC) dibersihkan dan diratakan
  • Kebutuhan bahan/tenaga : Manual 20 HK/Ha dan mekanis 6 JKT (Jam Kerja Traktor) per ha
  • Kebutuhan areal 1 m2 untuk 70 bibit pada pembibitan awal
    2. Membuat Bedengan
    • Ukuran bedengan : lebar bedengan 1,2 m ; jarak antar bedengan 0,8 m
    • Jumlah bibit dalam satu bedengan : 840 bibit
    • Kebutuhan tenaga untuk membuat bedengan : 1,5 HK/bed
    • Tepi bedengan diberi batas dengan bambu atau papan
    • Jumlah bahan digunakan : 4 bambu @ 6 m dan 5 papan/bed
    3. Menabur Pasir
    • Bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2 cm
    • Jumlah kebutuhan pasir : 0,3 m3/bed
    • Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 0,2 HK/bed
    4. Meracun Serangga
    • Dua hari sebelum digunakan bedengan disemprot dengan insektisida, contoh Sevin atau Thiodan
    • Jumlah dan jenis bahan digunakan : Sevin 85 EC dosis : 5 cc/l air/bed
    • Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 1 HK/30 bed
    5. Naungan
    • Pada tahap awal bibit harus diletakkan di bawah naungan, setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan.
    • Luas naungan minimal sebesar bedengan dengan tinggi ± 2 m
    • Bentuk naungan : tiang dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2 m, dan jarak antar tiang 3 m. Atap dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet.
    • Jumlah bahan yang digunakan : 7 bambu/bed @ 6 m dan 10 pelepah/bed
    • Jumlah kebutuhan tenaga kerja membuat naungan : 1 HK/bed 
    Pembibitan Awa (Pre Nursery)
      6. Mengumpulkan Tanah/Media Tanam
      • Media tanam menggunakan top soil (kedalaman 20-30 cm) tanah mineral dengan tekstur lempung, kecuali di areal gambut dapat menggunakan tanah gambut
      • Tanah diayak dengan saringan kawat 2 cm agar bersih dari akar, rumputan, batuan dan sampah lainnya.
      • Hasil pengayakan ± 60% (dari 1m3 diperoleh ± 1.000 kg tanah)
      • Bila tanah terlalu padat/liat dicampur dengan pasir perbandingan 3:1
      • Media tanam harus dicampur dengan 50 kg pupuk RP per ± 2 m3 tanah (± 1.000 polybag kecil)
      • Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengumpulkan tanah secara manual 1,5 m3/HK sedangkan secara mekanis 8 JKT/Ha
      • Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengayak 3 m3/HK
      7. Ukuran Polybag
      • Ukuran polybag kecil 0,075 mm x 15 cm x 23 cm lay flat, warna hitam
      • Setelah diisi berukuran : diameter ± 10 cm dan tinggi ± 17,5 cm
      • Lubang polybag berjumlah 12-24 dengan diameter 0,5 cm
      • 1 kg Plb ± 200 lembar polybag kecil
      8. Mengisi Polybag
      • Empat minggu sebelum penanaman kecambah, polybag harus sudah diisi tanah dalam jumlah cukup
      • Guncang polybag pada saat pengisian untuk memadatkan tanah dan diisi sampai mencapai ketinggian 1 cm dari bibir polybag
      • Polybag disiram air setiap hari sampai tampak jenuh sebelum dilakukan penanaman dan diisi kembali dengan tanah bila diperlukan
      • Jumlah tanah adalah 1 kg per polybag
      • Jumlah kebutuhan tenaga kerja pengisian polybag 400 unit/HK
      9. Menyusun di Bedengan
      • Polybag harus disusun secara tegak dan rapat di bedengan.
      • Tiap 1 m2 dapat memuat 70 polibag atau 840 polybag/bedengan
      • Diusahakan air tidak akan menggenangi di bedengan dengan mengikis permukaan tanah yang tidak datar
      • Jumlah tenaga kerja untuk menyusun polybag adalah 1.000 unit/HK
      10. Seleksi Kecambah
      • Kecambah normal : calon akar (radicula) dan calon batang (plumula) terlihat jelas, panjangnya 8-25 mm.
      • Radicula berujung tumpul seperti bertudung, agak kasar
      • Plumula ujungnya tajam seperti tombak
      Kriteria kecambah yang abnormal :
      - Calon akar/batang patah
      - Calon akar/batang tidak tumbuh
      - Calon akar/batang membengkok
      - Calon akar/batang tumbuh satu arah
      - Calon akar/batang busuk terserang cendawan
      - Calon akar/batang layu karena terlalu kering
      • Jumlah kebutuhan untuk seleksi kecambah 5.000 kecambah/HK
      • ada saat diterima peti harus diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari
      • Setiap kantong kecambah harus dibiarkan terbuka selama beberapa menit untuk pergantian udara
      11. Menanam Kecambah
      • Siram tanah di polybag sampai jenuh sebelum kecambah ditanam
      • Kantong plastik kecambah dibuka dengan hati-hati dan letakkan kecambah di baki yang beralaskan goni basah yang telah direndam dalam larutan fungisida Thiram dengan konsentrasi 0,2%
      • Kecambah diseleksi dan dihitung (% seleksi)
      • Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radikula yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan diposisikan ke atas
      • Kecambah ditanam dengan kedalaman sekitar 2-3 cm di bawah permukaan tanah polybag (dilobang dengan ibu jari)
      • Polybag disiram sampai jenuh setelah kecambah ditanam
      • Diberi naungan sesuai iklim setempat
      • Sebaiknya penanaman dilakukan secara beregu.
      • Kecambah yang memiliki persilangan yang sama ditanam pada bedengan yang sama.
      • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menanam kecambah 1.000 bbt/HK
      12. Penyiraman
      • Bibit disiram 2 x sehari
      • Penyiraman dilakukan pagi dan sore selama 30 menit mengunakan sumisansui
      • Jam penyiraman : 07.00 wib – selesai paling lambat jam 11.00 wib; sore hari jam 15.00 wib – selesai
      • Bila malam sebelumnya turun hujan (> 8 mm) dan tanah di polybag masih basah maka penyiraman hanya dilakukan sore hari saja.
      • Bila pagi harinya hujan turun (> 10 mm) maka tidak perlu penyiraman pagi dan sore.
      • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bbt/HK (16 bed/HK)
      13. Pengendalian Gulma
      • Dilakukan 1 x tiap 2 minggu
      • Cara pelaksanaan adalah manual tidak boleh dengan herbisida
      • Pengendalian dengan mencabut rumput dan gulma lain di dalam polibag dan yang berada di antara polibag
      • Sekaligus melakukan konsolidasi dengan menambah tanah pada polibag apabila kekurangan.
      • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 13.500 bibit/HK atau 16 bed/HK
      14. Pemeliharaan Drainase
      • Mengalirkan air yang tergenang di areal pembibitan
      • Diperiksa agar air jangan tergenang di polybag
      • Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 6-8 ha/HK
      • Rotasi yang diperlukan 1 x /minggu
      15. Pemupukan
      • Minggu genap (minggu ke 4, 6, 8, 10, 12) dengan pupuk majemuk (contohnya Rustika) 15.15.6.4 konsentrasi 0,2% (2gr/l air)
      • Minggu ganjil (minggu ke 5, 7, 9, 11) dengan urea 0,2%
      • Cara dilarutkan pupuk dalam gembor : 10 gr Urea atau 10 gr pupuk majemuk dalam 5 liter air untuk 500 bibit
      • Pemupukan dilakukan pagi hari setelah selesai penyiraman pertama/pagi
      • Jumlah kebutuhan tenaga kerja 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK
      Aplikasi Pemupukan  di Pre-nursery (gram/bibit/minggu )
      18-12-5 (NPK); MOP 60% (K) and kieserite (Mg)


        16. Konsolidasi Bibit
        Dilakukan 1 kali/minggu meliputi :
        - Menambah tanah yang kurang
        - Menegakkan polibag yang miring
        - Menukar bibit yang mati dengan bibit pada bedengan terakhir yang biasanya tidak penuh
        Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 4.000 bibit/HK atau 5 bed/HK

        17. Pengendalian Hama dan penyakit
        Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan setiap hari
        Pengendalian dilakukan dengan cara manual
        Apabila gangguan hama/penyakit sudah pada tingkat yang lebih berat maka dilakukan dengan penyemprotan insektisida, fungisida dengan rotasi 1 kali/minggu
        Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 8.400 bibit/HK atau 10 bed/HK

        18. Tata cara seleksi Bibit di pre-nursery
        Diakhir tahap pre nursery, bibit normal ditunjukkan dengan munculnya helai daun sebanyak tiga hingga - empat lembar. Masing masing helai daun memiliki ukuran yang berbeda dan yang lebih dulu muncul akan selalu lebih besar dari yang terakhir muncul.Tinggi bibit dengan daun yang sudah membuka secara penuh adalah sekitar 20 – 25 cm.

        Sebelum memindahkan bibit ke main nursery, harus dilakukan seleksi untuk membuang bibit bibit yang abnormal seperti bibit dengan daun bergaris kuning (Chimaera), daun keriting (crinkled leaf ), daun melintir (twisted leaf), daun lancip(grass leaf), bentuk daun tidak normal(Colante), daun menggulung (Rolled leaf) dan lain lain.
        • Angkat dan singkirkan semua bibit afkir dari bedengan sebelum dilakukan pemindahan bibit sehat ke polybag besar
        • Musnahkan semua bibit afkir
        • Catat dan laporkan bibit yang diafkir
        • Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan 5.000 bibit/HK
        19. Standar Pertumbuhan Bibit kelapa sawit

        20. Beberapa ciri Fisik bibit yang di-afkir
        • Pucuk bengkok atau daun berputar : akibat penanaman kecambah yang terbalik atau faktor genetik
        • Daun lalang atau daun sempit (narrow grass leaf) : akibat faktor genetik
        • Daun kerdil dan sempit (stump/little leaf)
        • Daun menyempit dan tegak (acute/erect leaf)
        • Daun yang menggulung (rolled leaf) : akibat factor genetic
        • Daun berkerut/keriput (crinkle leaf) : akibat factor genetic
        • Daun melipat (collante) : akibat kekurangan air
        • Bibit kerdil (stunted) : akibat factor genetic
        • Chimaera : sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dan jaringan yang normal
        • Bibit dengan serangan penyakit berat
        Bibit dengan serangan penyakit berat





        Prosentase Kegagalan Bibit
        Angka maksimum kegagalan di pre nursery yang dapat diterima adalah sebagai berikut :

        No
        Jenis Kegagalan Bibit
        %
        1
        Kecambah rusak dan gagal tumbuh
        5
        2
        Bibit Abnormal
        10
        Total
        15

        Dengan angka maksimum kegagalan tersebut, dapat diperhitungkan bahwa  bila sebanyak 200 kecambah dicadangkan untuk tanam per 1(satu) Ha kebun, maka di akhir tahap pre-nursery, dari setiap 200 kecambah, hanya akan menghasilkan  bibit yang siap pindah ke main nursery sebanyak :

        200 – ( 200 X 15 % ) = 170 bibit/ha

        Dalam 1 bulan di prenursery, muncul helai daun pertama yang bersamaan dengan munculnya akar primer yang pertama.

        4 bulan setelah tanam, akan muncul tiga hingga empat helai daun terbuka dan sistim perakaran yang lengkap, akar primer, sekunder dan akar tersier.  

        Dengan kondisi seperti ini, maka bibit sudah siap di pindahkan ke polybag besar di main nursery.

        Aplikasi Payroll

          Tingkatkan efisiensi menghitung gaji karyawan dengan Aplikasi Payroll ini Semua beban perhitungan yang kompleks dan memerlukan waktu lebih...